1.Direktori Rumah Makan Non Babi di Bali

Karena mayoritas penduduk Bali beragama Hindu, banyak wisatawan beragama Islam kebingungan mencari tempat makan saat melancong ke Bali. Mereka was-was jika makanan yang tersedia di warung atau restoran yang mereka kunjungi mengandung bahan-bahan 'terlarang' alias haram.
Sebetulnya, tidak perlu kawatir tentang makanan di Bali. Walaupun mayoritas penduduk Bali adalah non-muslim, mereka sudah terlibat dalam industri wisata selama puluhan tahun sehingga tahu apa kebutuhan para wisatawan. Telah banyak warung-warung dengan menu khas Bali (seperti Warung Tresni di jalan Drupadi, Renon- Denpasar) yang sama sekali tak melibatkan unsur-unsur haram dalam sajiannya karena pelanggan mereka berasal dari lintas agama.
| |
![]() Masakan di rumah makan Bu Mangku merupakan hasil sedikit modifikasi dari masakan Bali asli, disesuaikan dengan selera pelanggan, mulai dari orang setempat, turis dari Jakarta dan kota-kota lain maupun dari luar Indonesia, dan karyawan. Yang menarik, makanan di tempat ini harganya sangat terjangkau. Satu piring nasi ayam lengkap standar di Ubud harganya Rp 7.500, sementara di Renon dan Seminyak Rp 8.000. \"Menyesuaikan dengan harga di kampung,\" kata Ibu Mangku. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar